Monday, October 13, 2008

Puisi di Lembaran Buku Usang

PAGI-pagi membawa saya iseng untuk membuka buku tulis lama saya. Ternyata saya menemukan puisi-puisi saya yang berserak. Masih dengan tulisan tangan. Hmm, cukup rajin juga saya menulis waktu itu. Itu sekitar lima tahun yang lalu. Ini beberapa puisi yang sempat saya salin.

Janji

Janjiku,
Seperti janji Bima pada Drupadi
Membasuh malu dengan darah Dursasana
Hanya darah yang mampu menuliskan
Kesucian di atas permukaaan sungai Gangga
Yk, 11 Okt 2002

Judi

Aku berjudi, seperti Yudhistira. Kupertaruhkan semua
Juga nyawa dan kehormatan. Arena telah tergelar
Buah dadu telah berkata atas kekalahan. Tak ada yang tersisa
(Bukankah aku titisan kebijakan Batara Dharma?)

Yk, 3 Nov 2002

Drupadi

Drupadi, kau teriakkan sengau ketika bertanya:
“hak apa suami mempertaruhkan istrinya?”
Dan Yudhistira adalah kebijaksanaan
Yang memasangmu di atas meja pertaruhan.

Lantas siapa menjawab tanyamu?

Yk, 15 Jan 2003

Nakula-Sadewa

Tahu apa kakak-kakakku tentang cinta,
Arjuna dan Bima lebih terhanyut pada alam masa kanaknya
Bergolak gejolak naluriahnya: wanita dan asmara adalah cinta.
Yudhistira terlalu cepat memilih menjadi pertapa
Malam-malamnya dipenuhi asap dupa japa mantra
Itulah cinta baginya.
Bagi kita, cinta sewajarnya adalah kabar kedewasaan menjadi kesetiaan.

Yk, 13 Okt 2008

No comments: